❄ Di Hari Yang Dingin ❄


[Seoul, Korea Selatan]

[21.11]


    Aku keluar dari apartemenku dan 6 orang teman segrupku. Menyusuri jalanan Seoul yang ramai oleh kumpulan manusia yang berlalu lalang. Tapi aku hanya menganggap hanya ada aku di jalanan ini. Ya, hanya aku. Aku terlalu sibuk mendengarkan berulang-ulang lagu 2U milik Justin Bieber yang di aransemen ulang oleh salah satu penyanyi yang juga merupakan anggota dari salah satu boygroup* Korea Selatan.

    "Haah.." berulang kali ku hela nafas dengan malas. Aku terus berjalan tanpa arah, hanya mengandalkan firasat dan kaki ku yang menuntun kemanapun ia hendak pergi. Sepanjang jalan aku hanya diam. Memikirkan hal yang dikatakan oleh sahabatku, Hera.


-- flashback --

    "Hei, Je. Aku perhatikan, mukamu ini sebenarnya manis. Tapi seperti ada yang kurang.." kata Hera sembari meneliti wajahku. Aku yang sedang mengetik naskah novel merasa sedikit terganggu. "Ck, apa yang salah? Wajahku tidak manis tahu? Wajahku sudah tampan sejak lahir." Hera menggeleng.

    "Tidak tidak. Bukan itu.. Wajahmu lebih banyak datar. Kalaupun senyum kau hanya seperlunya. Dan kau selalu dianggap sombong atau dingin oleh orang, padahal kau kan sangat baik. Cobalah tersenyum lebih lebar, lebih lama. Mungkin pikiran orang tentangmu akan berubah dan kau akan dapat.. Pacar?" katanya panjang lebar. Aku hanya berdehem ria.

    Merasa jenuh dengan semua kosakata, novel referensi, cahaya monitor, ditambah Hera yang tak henti-hentinya mengoceh, aku memutuskan untuk keluar dari ruanganku. Ku pakai jaket tebal dan syalku. "Mau kemana? Mini market? A--" aku segera memotong perkataannya, "mau cari angin. Jangan titip apapun. Beli saja sendiri. Punya kaki kan?" Lalu keluar dari ruanganku.

-- flashback end --


    Lagi-lagi kuhela nafas dengan malas. Sesaat kemudian aku menyadari kalau sedang berada disebuah taman yang sepi. Kulangkahkan kaki memasuki taman itu. Belum semenit, aku melihat seorang perempuan berseragam sekolah. Duduk sendirian di sebuah ayunan. Ia menutup wajahnya dengan tangannya rapat-rapat seakan semua rahasianya akan terbongkar jika ia membuka wajahnya.

    Aku duduk di ayunan sebelahnya. Ia tampak terkejut, membuka wajahnya dan menampakan mata yang sembab dan air mata yang masih mengalir bagai sungai. Buru-buru ia mengelap wajahnya yang tak berbentuk itu. "Sedang patah hati, hm?" kataku santai. Ia diam, kulirik sekilas lalu bertanya lagi, "biar kutebak, kau habis ditinggal kekasihmu? Atau orang yang kau suka pacaran dengan sahabat dekatmu?"

    Ia langsung melihatku saat aku menyebut pertanyaan kedua. Dan menunduk lagi, "ya.. begitulah.." aku ber-"hmm" ria, "kasihan sekali kau," kataku dan dia mulai menangis pelan, "jangan menangis." Kugerakkan pelan ayunanku sambil menatap bintang, "coba lupakan dia. Jangan dibawa ke hati," dia menjawab, "tapi.. Aku selalu curhat dengan sahabatku tentangnya. Kuceritakan semua kelebihannya, alasan kenapa aku menyukainya, dan akupun bilang kalau aku suka dengannya. Dan berniat untuk menyatakan cinta sore tadi. Tapi apa? Aku melihatnya berjalan di lorong dengan sahabatku, mesra sekali. Dan saat melihatku, sahabatku bilang kalau dia adalah pacarnya. Ia meminta maaf dan memberitahu kalau mereka sudah berpacaran sejak seminggu yang lalu," ia mulai menangis lagi.

    Aku berhenti berayun. Kupasangkan headset kananku ke kupingnya, "dengar ya, laki-laki bukan hanya dia di dunia ini. Dan sahabatmu, dia tidak bermaksud menyakiti perasaanmu. Try to move on. Dan satu hal yang mungkin tidak kamu tahu," kugantungkan kata-kataku. Dia menatapku penuh tanya. Kujawab, "tanpa kau sadari, mungkin saat ini, ada seorang laki-laki yang sedang kawatir padamu, dan mencarimu setengah mati." Dia masih kelihatan bingung. Kuhela nafas dan kulepas headsetku dari kupingnya, "tunggulah disini. Mungkin dia sebentar lagi akan sampai. Ingat, jangan pikirkan cowok yang mematahkan hatimu. Lihat laki-laki yang akan mengobati luka mu, mengkhawatirkanmu, dan peduli padamu saat ini." Aku beranjak dari ayunan dan berjalan pergi.

       Sesaat kemudian ada seorang anak laki-laki dengan seragam yang sama berhenti di tempat masuk taman. Dia melihatku. Aku tersenyum tipis, "apa kau mencarinya?" aku mengedikkan kepala kearah yang ku maksud, dia melihat kearah anak perempuan tadi dan berteriak "SOHYE!!" Sekejap mata ia lari kearah perempuan tadi dan memeluknya erat, seakan tak ingin ia pergi jauh. Perempuan tadi pun membalas pelukannya dan menangis dengan kencang.

       Aku melihat jam. Sudah larut. Kuputuskan untuk kembali ke apartemenku. Sepanjang jalan aku tersenyum. Bukan senyuman tipis seperti biasanya. Senyuman yang tak pernah seorangpun bahkan kawan segrup ku lihat.



       Senyum tulus setelah aku memberitahu apa yang kutahu pada perempuan yang sedang bersedih tadi.

*boygroup: grup penyanyi terdiri atas beberapa orang laki-laki

Komentar

Posting Komentar